"Senyummu terhadap saudaramu merupakan sedekah" (Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad).
Rasulullah
SAW adalah pribadi yang selalu tersenyum. Diriwayatkan dari Jabir dalam
Shahih Bukhari dan Muslim, Jabir berkata, "Sejak aku masuk Islam,
Rasulullah SAW tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak
melihatku kecuali beliau pasti tersenyum padaku".
Makanya, Rasulullah
SAW juga menganjurkan umatnya untuk tersenyum kepada saudara mereka.
Ini menunjukkan bahwa aktivitas tersenyum bukanlah hal yang remeh,
apalagi sia-sia, bahkan sebaliknya, menunjukkan bahwa tersenyum itu
sangat penting.
Pendapat ini didukung oleh para ahli. Majalah
Psychologi Today pernah menurunkan nasihat, dengan tersenyum orang lain
yang baru mengenal bakal merasa lebih nyaman untuk melakukan komunikasi.
Dan
ketika seseorang tersenyum, betapapun sedang tidak bahagianya orang
tersebut, otak mereka akan mengeluarkan sejumlah zat kimia yang tak
hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tapi sekaligus jugaMemberi
daya angkat bagi kondisi psikologis seseorang.
Seorang psikolog di
Universitas Michigan, Prof.James V.MvConell juga mengatakan bahwa, orang
yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar, dan menjual dengan
lebih efektif, serta mampu membesarkan anak-anak yang lebih bahagia.
Senyum itulah yang mendorong semangat.
Kesimpulannya, ternyata di
samping baik untuk kondisi fisik dan psikis yang bersangkutan, senyuman
juga memberikan dampak positif bagi orang lain. Pantaslah jika
Rasulullah SAW menilainya sebagai bentuk sedekah (Thoriq/suara
hidayatullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar